This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Rabu, 17 Mei 2017

Poster


Identitas diri



Nama : Angga Septiana Pambudhi
  NIM    : 201431001
 Kelas  : BK 6 A

  Alasan Mengambil Jurusan Bimbingan dan Konseling :
1.       Saya ingin lebih mengetahui bagaimana Dunia Bimbingan Konseling. 
2.       Saya ingin belajar bagaimana memahami orang lain.
3.     Saya ingin menjadi Guru BK, karena saya dulu sering di hukum oleh Guru BK waktu masih sekolah SMP maupun SMA.
4.    Yang paling penting saya memilih Jurusan Bimbingan dan Konseling adalah Karena saya Menghindari Makul Matematika, Karena Jurusan Bimbingan dan Konseling jarang ada Makul matematika.

RPL



RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN ( RPL )
BIMBINGAN DAN KONSELING
FORMAT KLASIKAL

I.          IDENTITAS
A.  Satuan Pendidikan                  : Universitas Muria Kudus
B.  Tahun Pelajaran                       : 2016-2017
C.  Sasaran Pelayanan                   : Mahasiswa
D.  Pelaksana                                 : Angga Septiana Pambudhi
E.   Pihak Terkait                           : Dosen Pengampu

II.          WAKTU DAN TEMPAT
A.  Hari / Tanggal                          : Kamis, 6 April 2017
B.  Jam Layanan                           : 13.30-14.15
C.  Volume Waktu                        : 1 X 45 Menit
D.  Spesifikasi Tempat Layanan   : Ruang Kelas

III.          FUNGSI LAYANAN                  : Pemahaman, Pencegahan dan Pengembangan
IV.          TUGAS PERKEMBANGAN      : Siswa dapat mengetahui dampak mencontek

V.          TUJUAN LAYANAN                 : Siswa dapat memahami dan mengetahui Menyotek sikap yang tidak jujur dan merugikan

VI.          BIDANG BIMBINGAN             : Sosial
VII.          MATERI LAYANAN                 : Menyotek sikap yang tidak jujur dan merugikan.

a)    Pengertian Menyontek
b)   Dampak menyontek
c)    Contoh menyontek

VIII.          METODE BIMBINGAN              : Ceramah
IX.          SARANA LAYANAN
A.  Media                                      : Laptop
B.  Perlengkapan                           : -

X.          LANGKAH KEGIATAN
A.  Pendahuluan                                       
Ø  Membina hubungan baik dengan siswa
Ø  Menyampaikan tujuan layanan
Ø  Mengajak Peserta Dedi terlibat aktif dalam kegiatan layanan
B.     Inti                                                       
Ø  Peserta didik mengamati media pengantar terhadap materi layanan.
Ø  Memberikan informasi tentang dampak menyontek.
Ø  Konselor memberikan penguatam pemahaman materi secara utuh.
Ø  Peserta Dedi dan konselor mengembangkan rencana perilaku atau dasar pengetahuan dan ketrampilan baru yang dimiliki.
C.     Penutupan / Pengakhiran
Ø Merefleksi proses dan hasil layanan
Ø Mengevaluasi proses dan hasil layanan
Ø Menguatkan komitmen peserta didik terhadap hasil layanan
Ø Merencanakan tindak lanjut

XI.          EVALUASI
A.  Evaluasi Proses                         : Siswa mampu memahami Dampak menyontek.  
B.  Evaluasi Hasil                           : Siswa mampu menerapkan Dampak menyontek dalam Sekolah.

XII.          TINDAK LANJUT                      : Memberikan layanan individu atau layanan  kelompok untuk siswa yang belum mengerti Nyontek sikap yang tidak jujur dan merugikan.

XIII.          SUMBER BAHAN                       : Internet



Mengetahui,
Dosen Pengampu



Drs. Ahmad Rifai M.Pd., Kons



Kudus, 06 April 2017


Praktikan



Angga Septiana Pambudhi
NIM 201431001



Tips Menghadapi Siswa “Nakal”




Sebagai insan yang berada di sebuah lembaga pendidikan, apalagi Sekolah Menegah Kejuruan yang notabene siswanya adalah laki-laki menghadapi siswa “nakal” adalah hal yang biasa. Mulai dari siswa yang sering terlambat atau bolos sekolah, tidak mengerjakan tugas/ PR, ribut di kelas, jajan saat jam pelajaran, tidak sholat, dan masih banyak contoh “kenakalan” lain yang kerap dilakukan siswa. Hal-hal tersebut memang benar-benar menguji kesabaran kita. Dibutuhkan kesabaran dan keuletan tingkat tinggi.

             Sebenarnya apakah benar ada anak diberi label “nakal”? Penulis sendiri tidak setuju bila ada siswa yang dilabeli “nakal”. Apalagi tidak sedikit guru yang memberi label “nakal” apabila ia merasa tidak sanggup mengendalikan siswanya. Di sisilain ukuran “nakal” tiap guru berbeda-beda. Sebagian guru akan menganggap siswanya “nakal” bila siswanya tidak mengerjakan PR, guru lain berpendapat siswa yang sering bolos/ tidak masuk sekolah adalah siswa yang “nakal”, sebagian lainnya menganggap siswa yang ribut saat pembelajaran adalah siswa yang “nakal”.

              Menurut saya tidak ada yang namanya siswa “nakal”, yang ada adalah;
§  Siswa yang krisis identitas. Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan siswa terjadi karena siswa gagal mencapai masa integrasi kedua.
§  Siswa yang memiliki kontrol diri yang lemah. Siswa yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku “nakal”. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.
§  Siswa yang kurang kasih sayang orang tua. Orang tua yang terlalu sibuk dengan pekerjaan menyebabkan kurang perhatian kepada anaknya. Tidak mengenalkan dan mengajarkan norma-norma agama kepada anaknya. Akibatnya dia akan sering bolos atau terlambat sekolah. Saat di sekolah ia akan berulah macam-macam untuk mendapat perhatian dari orang lain, termasuk kepada gurunya.
§  Siswa yang kedua orang tuanya tidak harmois atau bahkan bercerai. Suasana di rumah yang tidak nyaman akan menyebabkan anak tidak fokus saat pelajaran. Kedua orang tua yang seharusnya melidungi dan memberi contoh yang baik justru menjadi akar permasalahan anaknya.
§  Siswa yang menjadi “korban” dari saudara atau teman sepermainannya. Tipe anak seperti ini akan melakukan hal yang sama pada anak lainnya karena ia adalah ‘korban’ dan berusaha untuk membalas dendam.
§  Siswa yang mendapat tekanan dari orang tua. Tekanan ini bisa berupa tuntutan orang tua yang terlalu tinggi akan prstasi anaknya di sekolah atau peraturan di rumah yang terlalu ketat/ mengekang. Akibatnya bisa bermacam, siswa bisa pendiam tapi juga bisa “nakal” karena merasa ingin bebas.
§  Siswa yang mengalami kekerasan dalam lingkungan keluarga. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya masalah ekonomi. Siswa yang mengalami kekerasan di rumah, maka saat di sekolah ia akan menunjukkan sikap memberontak kepada gurunya atau bahkan melakukan kekersaan seperti apa yang ia alami.
§  Siswa yang salah bergaul. Lingkungan memang sangat memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan sikap siswa. Pergaulan yang kurang tepat atau menyimpang salah bisa menyebabkan perilaku yang menyimpang.
             
             Itulah beberapa sebab mengapa siswa berperilaku “nakal” saat di sekolah. Saat kita tahu latar belakang masalah perikau murid kita, tentunya kita akan merasa iba dan kasihan. Oleh karena itu mari kita sebagai pendidik mulai untuk menghentikan label negatif kepada siswa.

          Beberapa tips di bawah ini bisa kita coba untuk mengatasi perilaku siswa yang “nakal”, adalah:
1.      Berdo’a untuk anak terebut. Ucapkan namanya setiap kita berdo’a. Berharaplah apa yang kita minta akan dikabulkan Allah dan saat kita menghadapinya Allah mengkaruniakan kesabaran pada diri kita. Yakinlah dia akan berubah, karena keyakinan itu adalah doa. Dia pasti berubah, entah itu besok, lusa, atau kapanpun.
2.      Carilah info yang lengkap tentang siswa yang dianggap “nakal”. Tujuannya adalah agar kita lebih paham tentang latar belakanngya. Harapanya kita akan lebih bisa bersabar dan pengertian dalam menangani perilakunya.
3.      Hentikan ucapan atau label “nakal” pada siswa tersebut. Kita tahu ucapan adalah do’a. jika kita mengucapakan kata nakal, secara tidak langsung kita berdo’a agar dia menjadi nakal. Katakanlah yang baik-baik untuknya, walau bagaimana pun perilaku dan perkataannya.
4.      Panggilah dia ke runag BK atau masjid. Ajaklah dia berbicara empat mata dan dari hati ke hati. Tanyakanlah kepada siswa tersebut tentang harapannya, permasalahannya, atau sebab dia berbuat “nakal”. Dengan hal ini kita jadi lebih tahu tentang dirinya dan permasalahan yang sedang ia hadapi. Pada akhirnya, berilah ia solusi, motivasi dan arahan.
5.      Latilah dia dengan rasa tanggung jawab. Hal ini bisa dilakukan dengan kita memberikan dia kepercayaan. Contoh: menjadi muadzin, mengumpulkan kas kelas, membantu kita merekap buku tabungan, atau dengan melibatkan dia dalam kegiatan OSIS dan ROIS (meskipun dia bukan penggurus OSIS dan ROIS). Hal ini akan membuat dia merasa dibutuhkan dan diperhatikan. Tujuan akhirnya adalah agar dia tahu mana hak dan kewajibannya/ tanggung jawabnya sebagai siswa.
6.      Apabila siswa tersebut berbuat “nakal”. Maka, tergurlah dengan pelan-pelan dan jangan dibentak atau dimarahi. Karena siswa tipe seperti ini tidak akan berubah bila dimarahi. Mereka butuh didekati, diperhatikan, dan diajak berdiskusi, serta berilah mereka motivasi agar bisa berubah menjadi lebih baik. Katakan pada mereka “saya yakin kamu bisa lebih baik lagi dari kamu yang sekarang”. “saya akan merasa bangga bila kamu bisa lebih baik dari kamu yang sekarang”.
7.       Apabila siswa tersebut berbuat “nakal”. janganlah diberikan hukuman fisik, seperti push up, set up, atau jalan jongkok. karena, hal ini justru akan menimbulkan rasa dendam dan jiwa melawan/ membangkang pada siswa. Tapi berikanlah dia hukuman seperti sholat dhuaha atau membaca Al-Qur'an.
8.      Buatlah perjanjian bila siswa tersebut berbuat “nakal”. Rekamlah dengan HP dan suruhlah dia mengucapkan janji agar tidak mengulangi perbuatannya. Bila dia mengulangi lagi, panggillah siswa tersebut dan putarlah rekamannya.
9.      Berilah dia pilihan. Berbuat baik konsekuensinya baik atau berbuat “buruk” konsekuensinya buruk.
10.  Bila siswa tersebut berbuat baik. Maka, pujilah dia. Pujian kita akan mebuat dia merasa bahwa usahanya dihargai dan diperhatikan oleh orang lain.

         Itulah sedikit tips dari penulis. Semoga dapat memberikan manfaat. Prinsipnya adalah tidak ada siswa yang “nakal”. Yang ada adalah siswa kurang perhatian dan salah bergaul. Percayalah mereka bisa berubah. Perubahan itu akan bisa terjadi bila dimulai dengan strategi dengan menggunakan pendekatan hati. Bisa melalui tangan kita, atau mungkin tangan orang lain. Semoga bermanfaat dan selamat mencoba.